Sekolah NU merupakan tempat pembinaan kader generasi Aswaja.


Al Hidayah MI NU SMA NU SMK NU

Sekolah NU mendidik dan membentuk generasi penerus Aswaja yang berakhlak dan cinta tradisi keislaman.

Lembaga pendidikan di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) bukan hanya tempat belajar formal semata, namun juga merupakan kawah candradimuka bagi tumbuhnya generasi penerus Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) yang berakhlak mulia, cinta ulama, dan siap menjalani kehidupan ukhrowi. Sejak jenjang PAUD hingga perguruan tinggi, sekolah-sekolah NU telah mencetak kader-kader unggul yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara spiritual dan emosional.

Sekolah-sekolah di bawah naungan NU mengemban misi mulia untuk mempertahankan dan membudayakan amaliyah uswah para ulama salaf, seperti istighosah, tahlil, yasinan, dan ziarah kubur. Tradisi-tradisi ini tidak hanya diajarkan, tetapi juga dibiasakan sebagai bagian dari keseharian siswa, sehingga menjadi karakter dan identitas yang melekat pada generasi Nahdliyin.

Salah satu contoh nyata adalah MI NU 14 Pekauman, yang memiliki berbagai program unggulan untuk membentuk karakter islami sejak usia dini. Program seperti tahfidzul Qur’an, fullday school, dan Madrasah Diniyah Takmiliyah Ula (MDTU) NU Salafiyah menjadi andalan dalam memperkuat aspek keagamaan siswa. Dengan pendekatan pembiasaan yang konsisten, siswa dibentuk tidak hanya menjadi pintar, tapi juga taat ibadah dan beradab.

Kegiatan pembiasaan di MI NU 14 Pekauman antara lain ziarah makam waliyullah, istighosah, yasin dan tahlil, maulid burdah dan barzanji, serta literasi keislaman. Tak hanya itu, siswa juga dibiasakan shalat dhuha dan dzuhur berjama’ah serta mengikuti program exercise together yang bertujuan untuk menjaga kebugaran jasmani sekaligus menjalin kebersamaan antar siswa.

Di jenjang pendidikan menengah, MTs. NU Al-Hidayah dan SMA NU 01 Kendal menjadi garda depan dalam melanjutkan pembinaan karakter Aswaja. Program tahfidz Qur’an yang dijalankan secara intensif, terutama bagi santri yang tinggal di pondok pesantren, memberikan ruang bagi siswa untuk menghafal sekaligus memahami isi Al-Qur’an secara mendalam.

Pembiasaan ibadah harian menjadi bagian penting dari proses pendidikan di kedua lembaga ini. Para siswa dibimbing untuk aktif menjalankan shalat dhuha, shalat rawatib, serta shalat lima waktu secara berjama’ah. Mereka juga diajak untuk membiasakan tadarus Al-Qur’an, membaca Asmaul Husna dan shalawat, serta menghafalkan doa-doa harian dan dzikir pilihan.

Keunikan dari sekolah-sekolah NU juga terletak pada penanaman nilai adab yang tinggi. Para siswa diajarkan untuk berbahasa krama atau bahasa Jawa halus saat berbicara dengan orang tua dan guru. Ini menjadi bagian dari pendidikan karakter yang menghargai tradisi, menghormati yang lebih tua, serta menjaga etika dalam pergaulan.

Sementara itu, SMK NU 01 Kendal hadir dengan pendekatan yang menyatukan antara ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan iman dan takwa (IMTAK). Melalui kurikulum yang terintegrasi, siswa tidak hanya dibekali dengan keterampilan vokasi sesuai jurusannya, tetapi juga dibina secara spiritual melalui program keagamaan yang konsisten.

Pendekatan menyeluruh inilah yang menjadikan sekolah-sekolah NU sebagai lembaga pendidikan yang unggul dalam membentuk karakter generasi Aswaja yang utuh: cerdas, berakhlak, cinta ulama, dan siap menghadapi tantangan dunia maupun akhirat. Pendidikan tidak hanya diarahkan untuk kesuksesan duniawi, tetapi juga menjadi bekal menuju kehidupan ukhrowi yang diridhai Allah.

Dengan semangat "Pendidikan untuk Peradaban", sekolah-sekolah NU terus berinovasi dan berkembang sesuai zaman tanpa meninggalkan ruh tradisi keislaman. Dari MI hingga SMK, dari pesantren hingga kampus, NU telah dan akan terus melahirkan generasi-generasi penerus Nahdliyin yang siap menjaga, merawat, dan meneruskan perjuangan para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah.